aku yang lugu di keramaianmu
selalu riang bermimpi dengan imajinasi
ketika sekeping makna tersenyum
ingin dipeluk, dimanja semesranya
keindahannya kian menjerat
saat tuturnya ku dapati mengembang di udara
do'a dalam dzikirku pun tlah terbagi untuknya
hingga ku terlelap
tenggelam dalam kelam
tapi ada yang menyadarkanku
seakan dengan bijak mereka berucap:
"kau orang bodoh
yang terlalu rendah tuk menggapai kemilau hatinya
atau si miskin
yang sungguh tak berkelas mendekap di jiwanya
tubuhmu pun begitu legam menyusuri kebeningannya
kau tlah jauh terseret khayalanmu
wahai sang pemimpi
sudahlah
kejapkan saja impianmu
sesungguhnya tak pernah pantas kau memeluknya
sudahlah
bercerminlah
tataplah segala kekurangan yang kau banggakan
-Bagaimana kau kan memanjakan?-
Sungguh kau kan terbelenggu selamanya"
aku tertangis
setelah dikejutkan oleh suara-suaranya
yang seolah ingin menyamangati
yang padahal hanya menyematkan kerendahan di batinku
aku kian lugu di keramaianmu
menjadi tertawaan-yang membahak
memikul keputus asaan
meneguk perih yang terpaksa ku teguk
wahai
aku memang bodoh
miskin-tak berharta
yang selalu terselubungi keredupan akan kasih sayang
kubiarkan cacian memaki
karena ku tercipta dari setetes kehinaan yang terpancar
ku ikhlaskan segala makian yang mencaci
karena kuyakini atas izinNya
kau lah kekasihku
wahai kemenangan yang mulia
-Kelas XIia1, 2007-
0 komentar:
Post a Comment
Silakan Tulis Komentar anda di bawah ini, tapi no SPAM ya !
Jazakallahufik.